Jumat, 28 September 2012

Case Tools


I . Pengertian case tool
Konsentrasi pada awal adalah program bantuan alat-alat seperti penerjemah, kompiler, assemblers, prosesor makro, dan linkers dan loader. Namun, seperti komputer menjadi lebih kuat dan perangkat lunak yang berjalan pada mereka tumbuh lebih besar dan lebih kompleks, yang mendukung berbagai macam alat mulai berkembang. Secara khusus, penggunaan interaktif-waktu berbagi sistem untuk pengembangan perangkat lunak mendorong pengembangan program editor, debuggers, kode analyzers, dan program-pretty printer.


Seperti komputer menjadi lebih besar dan digunakan, untuk kebutuhan yang lebih luas gagasan pengembangan software menjadi jelas. Pengembangan perangkat lunak yang akan datang sebagai:



Besar-besaran yang melibatkan aktivitas signifikan upaya untuk mendirikan persyaratan, desain solusi yang tepat, yang menerapkan solusi, menguji solusi dari kebenaran, dan dokumen fungsi sistem final.



Jangka panjang proses produksi perangkat lunak yang memerlukan perangkat tambahan melalui masa-nya keluar. Implikasi dari ini adalah bahwa struktur dari perangkat lunak harus mengaktifkan fungsi baru dapat ditambahkan dengan mudah, dan catatan rinci tentang persyaratan, desain, pelaksanaan, dan pengujian dari sistem harus dipelihara untuk membantu maintainers perangkat lunak. Selain itu, beberapa versi dari semua seni yang dihasilkan selama proyek harus dijaga untuk memfasilitasi grup pengembangan sistem perangkat lunak.



Grup aktivitas yang melibatkan interaksi di antara sejumlah orang selama setiap tahap kehidupan-nya. Kelompok masyarakat harus dapat bekerja sama, dalam dikontrol dengan cara, dan konsisten dilihat dari keadaan proyek.



Kita lihat semua di atas sebagai alat CASE tools dan menempatkan definisi sebagai berikut:



CASE adalah perangkat komputer yang berbasis produk yang bertujuan untuk mendukung satu atau lebih kegiatan rekayasa perangkat lunak dalam proses pengembangan software.

Penulis lainnya telah berusaha untuk membuat finer-grained distinctions berbeda antara ent kelas CASE alat bersama sejumlah dimensi. Distinctions yang paling umum adalah:


1.Antara orang-alat yang bersifat interaktif (seperti desain mendukung metode alat) dan orang-orang yang tidak (seperti kompilator). Mantan kelas kadang-kadang disebut CASE tool, sedangkan yang kedua kelas yang disebut alat-alat pembangunan.



2. Antara orang-alat yang mendukung kegiatan di awal siklus hidup dari soft ware proyek (seperti persyaratan desain dan dukungan alat-alat) dan orang-orang yang digunakan nanti dalam siklus hidup (seperti kompiler dan alat uji dukungan). Mantan kelas kadang-kadang disebut front-end CASE tool, dan yang kedua adalah kembali disebut-akhir CASE tools.



3. Antara orang-alat yang khusus untuk tertentu siklus hidup-langkah atau domain (seperti persyaratan perangkat atau alat coding) dan orang-orang yang umum di sejumlah langkah siklus hidup atau domain (seperti dokumentasi atau alat konfigurasi manajemen alat). Mantan kelas kadang-kadang disebut vertikal CASE tool, sedangkan yang kedua kelas dipanggil horisontal CASE tools.



Secara umum seorang software engineer maupun engineer dari disiplin ilmu yang lain dalam membangun/mengembangkan suatu produk, memiliki karakteristik sebagai berikut: 



1.Mengetahui manfaat tools yang dapat membantu dalam membangun/mengembangkan suatu produk. 

2.Mampu mengorganisasikan tools yang memungkinkan untuk bekerja cepat dan efisien. 
3.Memiliki pengetahuan teknik membangun/mengembangkan produk serta handal dalam menggunakan tools untuk membantu pekerjaannya. 

Dalam software engineering telah dikenal banyak tools (computer-base system) yang dikenal dengan Computer-Aided Software Engineering (CASE). CASE merupakan suatu teknik yang digunakan untuk membantu satu atau beberapa fase dalam life-cycle software, termasuk fase analisis, desain, implementasi dan maintenance dari software tersebut. Manfaat CASE tools untuk software engineer dijabarkan sebagai berikut:



1.CASE tools memperbesar kemungkinan otomatisasi pada setiap fase life-cycle software. 



2.CASE tools sangat membantu dalam meningkatkan kualitas design model suatu software sebelum software itu dibangun/dikembangkan, baik itu untuk software yang dibangun dalam simple maupun complex environment. 







CASE tools diklasifikasikan sebagai berikut:



1.Upper CASE. CASE tools yang didesain untuk mendukung perencanaan, identifikasi, dan seleksi proyek (permulaan dari perencanaan proyek), tepatnya pada fase analisis dan desain dari suatu system Tools yang termasuk kelas ini adalah jenis Diagramming tools, Form and report generators, dan Analysis tools. Contoh CASE tools: Cradle, PRO-IV Workbench, ProKit*WORKBENCH. 



2.Lower CASE. CASE tools yang didesain untuk mendukung tahap implementasi dan maintenance dari SDLC. Tools yang termasuk kelas ini adalah jenis Code generators.

Contoh CASE tools: Level/l-User Sensitive CASE, PRO-IV application Development. 
3.Cross life-cycle CASE/Integrated CASE (I-CASE). CASE tools yang dirancang untuk mendukung aktifikas-aktifitas yang terjadi pada beberapa fase dari SDLC. Mengkombinasikan Upper dan Lower CASE menjadi satu. Tools yang termasuk kelas ini adalah jenis Project management tools. Contoh CASE tools: Rational Rose, Poseidon, ArgoUML, Catalyze, in-Step, Juggler, PRINCE. 



Dimana CASE dapat digunakan? CASE tools digunakan dalam semua aktifitas software engineer, termasuk dalam proses analisis, desain, implementasi, instalasi bahkan maintenance, baik pada lingkungan yang sederhana sampai yang kompleks yang mencakup: database, people, hardware, network, operating system.

Bagaimana cara menggunakan CASE? Dalam menggunakan suatu CASE tools, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan terlebih dahulu. Diantaranya:


1.Lakukan studi terhadap teknologi yang ada agar kita bisa mempersiapkan dampak perubahan teknologi yang akan terjadi nantinya, sehingga model yang dibangun nantinya bisa fleksibel terhadap perubahan. 

2.Evaluasi bagaimana jika organisasi yang sudah ada harus dibangun ulang agar bisa mengambil keuntungan dari teknologi baru. 
3.Tetapkan suatu ketentuan untuk mengganti sistem yang lama dengan teknologi baru yang paling efektif. 
4.Tentukan suatu metodologi pembangunan sistem. 


II. Fase Pengembangan dan Fase Pemeliharaan



Kedua fase ini tidak berada dalam satu fase, karena kedua fase ini memiliki fase/tahapan-tahapan masing-masing. Namun fase pemeliharaan didalam pengembangan secara cyclic ini, berada didalam fase pengembangan atau menjadi salah satu kegiatan fase pengembangan perangkat lunak. Namun walaupun begitu fase pemeliharaan memiliki fase kegiatan tersendiri setelah system diinstall dan dipakai. Pemeliharaan mencakup koreksi dan perbaikan berabagai error yang ada. 

Pengembangan pernagakat lunak yang bersifat cyclic meliputi kegiatan-kegiatan antara lain : 


1. Studi dan Analisa 

2. Desain global 
3. Desain detail 
4. Implementasi
5. Operasi dan Pemeliharaan


Jadi kedua fase ini tidak berada dalam satu fase tertentu, namun secara syclyc fase pemeliharaan menjadi bagian dari kegiatan fase pengembangan perangkat lunak.


0 komentar:

Posting Komentar